Journal of My Daily Life An ordinary girl with extraordinary mind!

Selasa, 14 Mei 2019

Updates 2.0: What Am I Up to?

So, sebenarnya aku udah ilang semangat buat ngisi blog ini. Tapi aku seneng banget karena masih ada yang berkunjung dan bahkan sengaja japri aku karena mereka nemuin blog aku.

I'm thankful.

Recent updates tentang aku sekarang, well... aku masih senang membaca. Kebanyakan baca fanfiksi daripada orifiksi tapi 😝   Aku juga masih update Goodreads karena aku narget paling enggak setahun baca 12 orifiksi. 

Tapi, aku udah enggak senafsu dulu dalam mengumpulkan ebook. Selain karena perhatianku lebih tersedot ke fanfiksi (baik baca maupun menulis), aku juga rasanya kurang sreg banyak ngebaca orifiksi. Aku kadang ngerasa hipokrit karena ngerasa sedih enggak bisa beli buku asli, and yet aku masih aja ngejar ebook gratis. Mungkin ini juga salah satu alasan aku lebih suka baca karya transformatif di AO3 (aku juga nulis loh! interested in my work? read them here ).
Btw, ini cuma tidbits kehidupan aku aja sih, no offense, jangan dianggap terlalu serius. Curhatan ini lebih ke mocking diri aku sendiri.

Bagi kalian yang sengaja mampir ke blog aku karena postingan folder ebook aku, I have some bad news 😭
HDD aku keformat dan sekitar 4000-an ebook baik berbahasa Indonesia maupun Inggris lenyap. Aku sempet down banget karena belum sempet bikin back-up ke Cloud atau Google Drive. It may be one of my greatest regret. Dan ternyata pas aku cek link-link yang dulu sering aku pake download ebook, ternyata kebanyakan juga websitenya sudah mati/dishutdown. Sedih sebenernya, but what can I do?

Like, I mention before, di postingan sebelum ini, aku masih baca buku ilegal. Aku masih ada source-nya. Tapi aku enggak sembarangan nyebarin link buat ngedownload sekarang. Salah satu alasannya selain karena itu ilegal, adalah karena aku enggak mau source yang ini kena shut down juga.
Do I want to share?
Yes, absolutely. But in private.
DM me in Twitter or PM me in Facebook 😊 

PERHATIAN, aku enggak menyediakan link download ke ebook berbahasa Indonesia, so sorry. Aku lebih fokus ke ebook berbahasa Inggris. Kamu mau nyari novel asli, non-terjemahan? I'm your girl. 💙


Jadi, itu aja sih update kali ini. Syukur-syukur ada yang baca. 😅

Jumat, 18 Januari 2019

UPDATE : Soal Rikues E-Book

Hai! Long time no see! 

Sebenernya aku hampir lupa aku punya blog kalo bukan karena komen-komen yang ditinggalin di bawah postinganku. Thanks a bunch sudah baca postinganku dan ninggalin komen!

Di sini, aku mau update soal rikues e-book yang banyak diminta temen-temen sekalian.
Aku masih baca buku ilegal (meskipun aku selalu mengusahakan beli buku fisik buat kompensasi, but I guess habit dies hard lol). Sayangnya, list buku-buku yang dulunya ada di #MyReadingList sudah pindah ke HDD :")
Dan kayaknya aku lupa menyebutkan kalo kebanyakan versi yang aku punya, adalah versi bahasa Inggris. Termasuk buku-bukunya Rick Riordan–yang sayangnya banyak kalian rikues :")

Kalau kalian mau, aku bisa berbagi resource buku-buku ilegal berbahasa Inggris, lewat jalur pribadi. Pertama, karena yang berbahasa Indonesia atau terjemahan lumayan sulit dicari. Kedua, karena yang berbahasa Inggris sumbernya lebih banyak. Ketiga, aku agak enggak nyaman kalau kalian ninggalin email di kolom komentar. Email kalian bisa disalahgunakan :')
Keempat, soalnya ini sebenernya tindakan ilegal sih, jadi lebih baik didiskusikan sembunyi-sembunyi hehe

Kalau kalian masih tertarik ngobrol soal buku dan berbagi tempat mengunduh e-book gratis dan ilegal, kalian bisa DM aku via Twitter: belindarimbi13 atau PM Facebook: Belinda Arimbi

Sekali lagi, thanks a lot for visiting my blog and leaving a comment, it's very much appreciated ♥

Regards,
Bels.



Jumat, 20 Mei 2016

Where To Download Free Books | Dimana Dowload Gratis

Hallo (~ ̄▽ ̄)~
Since so many people asked me where I got half of my reading list from Internet, I am gonna share to you some place which I usually get ebooks from.
I download from so many site, but only few got bookmarked.

Halo, karena banyak yang bertanya padaku darimana aku mendapatkan sebagian besar koleksi bacaanku dari internet, aku akan berbagi beberapa tempat yang sering kugunakan untuk mendapatkan buku-bukuku.
Aku memang mendownload dari banyak situs, tapi hanya beberapa yang ku-bookmark

Here top list of them :

Ini dia daftar teratasnya :


1. Ebook Bike


I really love this site because it provides me sooooo manyy books. Any genres. Fiction or Non-Fiction. But ebook.bike only provide EPUB and txt format. So if you want pdf or some else, you have to convert them by yourself. It also says that providing audiobooks but since I don't really like this version, I haven't checked that. Over all, I give this site : 4.5/5 (because this is my favorite site)!

Aku sangat suka situs ini karena menyediakan baaaaaaanyak banget buku. Semua genre. Fiksi ataupun Non-Fiksi. Sayangnya, ebook.bike menyediakan format EPUB dan txt. Jadi, jika kamu ingin versi PDF atau yang lainnya, kau harus mengkonversikannya sendiri. Situs ini katanya juga menyediakan versi audiobooks, tapi karena aku tidak terlalu suka versi itu, aku belum mengeceknya.
Keseluruhan, aku beri situs ini : 4.5/5 (karena ini situs favoritku)!


Plus : 
- So many choices. You can search the book you want by typing the author/the title/the series name.
- It has simple appearence, and if you did not active the adblocker you have to wait 5 seconds before downloading. But if you active the adblocker, no waiting time!

Plus :
- Banyak pilihan! Kau bisa mencari buku yang kau inginkan dengan mengetik nama penulis/judul buku/judul serialnya.
- Tampilannya sederhana, dan jika kau tidak mengaktifkan adblocker, kau harus menunggu 5 detik sebelum mulai mendowload. Tapi, jika kau mengaktifkan adblocker, LANGSUNG DOWNLOAD AJAA!

Minus :
- It only provides EPUB and text format
- Some books maybe be removed by DMCA request, but the warning will not appear until you hit download button. It can be so tricky :(

Minus :
- Hanya menyediakan format EPUB dan txt
- Beberapa buku mungkin sudah disingkirkan karena permintaan DCMA, sayangnya peringatan itu nggak akan muncul sampai kita menekan tombol download. Kadang bisa ngeselin banget lo :(


2. RedNovella


I just found this site yesterday when I searched for Nerve by Jeanne Ryan. This site is very helpful. There are some categories to ease the searching. And it has enough variants of books. Over all, I rate this site : 4/5

Aku baru nemu situs ini kemaren saat aku nyari novel Nerve-nya Jeanne Ryan. Situs ini ngebantuuuu banget. Ada beberapa kategori yang memudahkan pencarian. Dan cukup punya variasi buku.
Keseluruhan, kuberi : 4/5


Plus :
- Not so different with ebook.bike, rednovella also provide many books. And newest too.
- It has trending tab, so that we would know or at least it's a good recommendation.
- This site has genres tab, so you can choose your favorite genres!

Plus :
- Nggak jauh beda sama ebook.bike, rednovella juga nyedian buku yang lumayan banyak. Baru-baru lagi.
- Ada tab trendingnya, jadi kita bisa tahu atau paling nggak itu bisa jadi rekomendasi untuk kita.
- Situs ini juga ada tab untuk genre, tinggal pilih genre favoritmu aja deh!

Minus:
- It only provides EPUB and text format
- Unlike ebook.bike, your download will not be downloaded automatically. You will be redirected to hulkload or sendspace to download them

Minus :
- Hanya nyediain EPUB sama txt format aja.
- Nggak kayak ebook.bike, downloadan-mu nggak akan kedownload otomatis. Kamu bakal keredirect ke hulkload atau sendspace untuk bisa download.


3. TopShelfBook.org


WHOOO! This is also my favorite site. I found soooooo many books from here. And all I can say is that this is amazing site. You can join the bookclub here to get recommedations or news or else : topshelfbook.club. And it's FREE! Sucribing the mailing list also recommended!
Over all, I give this site : 4.5/5

WHOOO! Ini juga situs favoritku~ Aku dapet banyak banget buku dari sini! Dan aku cuma bisa bilang situs ini : AMAZING. Kalian juga bisa gabung ke bookclubnya untuk dapet rekomendasi, berita, yang lain di : topshelfbook.club. GRATIS! Berlangganan mailinh list mereka juga disarankan!
Keseluruhan, situs ini dapet : 4.5/5



Plus :
- It has cool preface. I just love it.
- It has a genre tab and bestseller tab. (Jojo Moyes and Trials of Apollo everyone!)
- You can also request a book, by subscribing their mailing.
- You can also join a book club linked to this site.
- It has partner site, then if you can't find a book you want, maybe you should check the partner site. (Good luck!)

Plus :
- Punya tampilan awal yang keren, suka banget~
- Ada tab genre sama tab bestseller (Ayo cari buku inceranmu XD)
- Kalian juga bisa rikues buku loh, caranya ada di sana, salah satunya berlangganan mailing listnya.
- Kalian juga bisa gabung ke bookclub yang terhubung sama situs ini.
- Ada partner sitenya, jadi kalo kamu nggak bisa nemu buku yang kau mau, mungkin kamu bisa cek situs partnernya~ (Semoga beruntung XD)

Minus :
- It provides EPUB format mostly. But if you lucky enough, you can get the pdf. (I haven't figured it out yet how it can be, sometimes the epub label downloaded as pdf instead)
- You will be redirected to zippyshare to download them. And don't be surprised if some links maybe be broken. (The site doesn't provide this info)

Minus :
- Kebanyakan cuma ada epub formatnya doang. Tapi kalo beruntung, bisa dapet pdf (entah gimana, kadang-kadang yang labelnya epub download bisa kedownload jadi pdf)
- Kalian bakal redirect ke zippyshare untuk download. Dan jangan kaget kalo ada link yang broken :') Situsnya sama sekali gak ngasih peringatan.



So those are some sites I recommend for you. Still have many sites. Like ibookpile and so on, but I don't have a time to finish it = ̄ω ̄=
You can always get the book you want by putting these keyword : TITLE, DOWNLOAD FREE, FORMAT, AUTHOR
ლ(╹◡╹ლ)
Finally, thanks for reading, feel free to spread the words.
And remember that keep supporting the author by BUYING THE OFFICIAL COPIES!╭(′▽`)╭(′▽`)╯






Rabu, 20 April 2016

Sate dan Kambing

Sate dan Kambing : Sebuah refleksi dari sisi lain wanita





            Mending tuku sate, timbang tuku wedhus’e
            Mending gendak’an, timbang dadi bojone
            Tuku sate, ora mikir mburine
            Ngingu wedhus ndadak mikir suket’e..

            Penggalan lirik lagu itu tentunya tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Lirik lagu yang merupakan petikan lagu dangdut berjudul “Wedhus” yang dinyanyikan oleh Devi Aldiva dari kelompok New Pallapa ini, memang akrab di telinga masyarakat awam, terutama yang berdarah Jawa. Jika diartikan secara bebas, lagu itu memiliki arti bahwa lebih baik membeli sate daripada membeli kambingnya. Perumpaan itu untuk menggambarkan bahwa lebih baik menjadi simpanan daripada menjadi istri sahnya.
            Tapi, benarkah demikian?
            Akhir-akhir ini saya mengamati bahwa tema-tema yang diusung musik dangdut memang dekat pada kehidupan sehari-hari kita. Seperti contohnya lagu “Wedhus” ini. Tapi, apakah memang itu kebenarannya? Benarkah sesungguhnya wanita lebih suka memilih posisi sebagai simpanan daripada istri sah? Ataukah sesungguhnya lagu ini hanyalah cerminan dari kaum pinggiran yang mengais rupiah dari menjadi simpanan?
            Di larik ketiga dan keempat, kita melihat si penyanyi menyampaikan bahwa dengan membeli sate, kita tidak perlu memikirkan hal-hal yang lain lagi. Sementara jika kita membeli kambing, kita akan disibukkan dengan makanannya dan segala hal tetek-bengeknya.
            Ada secuil kebenaran dalam lagu itu. Di kehidupan modern ini, manusia memang cenderung mencari hidup yang mudah dan tidak rumit. Hal ini dapat dilihat dari berbagai hal yang ada di sekitar kita, seperti penggunaan teknologi dalam berbagai hal.  Rupanya kemudahan itu juga berlaku untuk urusan ‘rumah tangga’.
            Kita bisa mengambil dua sudut pandang saat menelaah lagu ini. Pertama, sudut pandang seorang pria. Dan kedua, sudut pandang seorang wanita. Terlepas dari gender sudut pandang yang ada, semuanya masih memiliki kaitan dengan peran wanita.
            Pertama, sudut pandang pria.
            Peristiwa yang sering diumpamakan dengan cinta satu malam ini memang bukan fenomena baru di Indonesia. Tidak perlu melihat petinggi-petinggi negara, bahkan dalam komunitas warga yang kecilpun, tidak jarang hal ini ditemukan. Mereka yang memilih hubungan model ini, biasanya hanya mencari kesenangan dan pelampiasan. Mereka tidak menawarkan komitmen sebagai kontrak, tapi hanya uang dan hal-hal duniawi untuk kesenangan sesaat. Wanita bukan lagi manusia yang dipandang setara sebagai sesama manusia, tetapi hanya dipandang sebagai hal yang cukup dibeli dengan uang. Barang yang setelah dipakai, dilupakan. Wanita hampir tidak ada bedanya dengan sandal.
            Jelas sekali di sini, wanita adalah korban. Tapi, bisakah disebut korban jika yang bersangkutan melakukannya dengan sukarela?
            Inilah yang akan kita ketahui melalui sudut pandang wanita.
            Sekali simak saja, kita dengan mudahnya dapat mengatakan bahwa lagu ini mencerminkan perilaku wanita yang minim moral dan harga diri. Tapi apa memang begitu? Sayangnya, kita tidak bisa menghakimi seseorang hanya karena kita melihat tindakannya. Kita harus pula mengetahui apa latar belakang dan motif dari tindakan itu. Barulah kita dapat mengambil kesimpulan.
            Posisi wanita yang hidup di rimba kehidupan masa kini memang seringkali disalahartikan. Hampir selalu disimpulkan bahwa wanita modern adalah wanita yang mandiri dan independen. Wanita modern tidak perlu lagi terikat dalam ikatan perkawinan dan menjadi ‘kaki dan tangan’ suami. Ia bisa menjadi ‘kepala’ bagi dirinya sendiri. Karena kesetaraan dalam kebebasan itulah, wanita modern sering didefinisikan sebagai figur yang bebas.
            Dan jika kita mengaitkan fakta ini dengan lagu “Wedhus”, kita seolah disodori suatu pemandangan bahwa wanita modern lebih baik menjalani kehidupan sebagai simpanan daripada terkurung dalam ikatan perkawinan. Syair yang digunakan seakan mengiming-imingi kaum pria bahwa memiliki ikatan dengan wanita itu merugikan. Dan untuk memberikan solusi atas kebutuhan kaum pria akan wanita, maka kaum wanita menawarkan jawaban berupa hubungan model ‘cinta satu malam’.
            Merendahkan derajat kaum wanita, ya. Memang itu yang akan kita tangkap dari lagunya. Sebegitu ‘mandiri’kah wanita hingga mereka berani mengumbar diri mereka demi sebuah hubungan non-permanen seperti itu? Sebegitu ‘merdeka’kah wanita hingga mereka bebas meraup rupiah hasil dari berkubang dalam lumpur kenistaan? Tentunya bukan ini yang diharapkan Raden Ajeng Kartini saat ia berjibaku menyetarakan derajat wanita dalam masyarakat. Kartini tidak menentang keluarganya untuk melihat kaum wanita modern menciutkan makna wanita mandiri dan merdeka. Mandiri dan merdeka menurut Kartini adalah kebebasan untuk menjadi wanita yang vokal akan hak-haknya dan sadar bahwa wanita juga memiliki peran untuk menjadikan sesuatu yang lebih baik. Mandiri dalam bertindak, bukan berarti lepas tanggung-jawab menjadi seorang wanita yang seutuhnya. Menjadi istri. Menjadi ibu kelak nanti. Ingat, Kartini tidak berjuang membela kaum wanita, untuk melihat kita lebih memilih sate daripada membeli kambing —betatapun sulitnya mengurus kambing. Bukankah lebih lezat sate yang kita nikmati jika itu adalah hasil jerih payah kita merawatnya?



Ah, dan selamat hari Kartini, bagi wanita Indonesia!